Jumat, 31 Agustus 2012

MENGAPA KITA PERLU BANYAK ILMU ?

Tidfak bosan-bosannya membicarakan tokoh yang satu ini yaitu si Umar Bakri yang memakai sepeda kumbang dengan langkah gontai  yang tak terarah, serta dipundaknya sarat dengan beban mulia demi mencerdaskan kehidupan bangsa.

Guru adalah sumber penerang. Pada jaman dulu  hampir semua permasalahan selalu bertumpu pada sang guru, apalagi hidup di pedesaan, akan sangat terasa sekali tumpuannya, sehingga mendapat julukan “digugu dan ditiru”.
Tidak ada kata terlambat, mari mulai detik ini kita para pendidik khususnya  untuk selalu meningkatkan ilmu dan ketrampilan dengan berbagai cara demi generasi penerus kita,  yang akan memegang kendali negara dimasa mendatang dengan penuh tantangan dan persaingan.
Di bawah ini kami sampaikan berbagai sumber bagaimana keutamaan kita untuk mencari dan menambah ilmu. Sebagai Orang Islam sumber dari segala sumber mencari ilmu adalah Surat Al ‘Alaq. Ketika diturunkan untuk pertama kalinya di Gua Hiro’, yang diterima Nabi Muhammad SAW, Jibril berkata, “Iqra’ ” bacalah . “Ma aqra?” (tetapi apa yang harus saya baca?) tanya Nabi – pertanyaan itu tidak dijawab, karena Allah menghendaki agar beliau dan umatnya membaca apa saja, selama bacaan tersebut “Bismi Rabbika”, dalam arti bermanfaat untuk kemanusiaan.
Perintah membaca adalah langsung diturunkan oleh Tuhan. Membaca adalah awal mulanya suatu ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan keberhasilan manusia.
1.      Bacalah! Tuhanmu Yang Maha Pemurah! Yang mengajar dengan kalam. Mengajar manusia apa yang tiada ia tahu.(Q.S. 96. Surat Al’alaq Ayat 3-5)
2.      Seperti yang disabdakan oleh Rasulullah bahwa : “Keutamaan orang berilmu atas orang yang ahli beribadah adalah seperti keutamaan diriku atas orang yang paling rendah diantara kamu.”
3.      Dalam hadits lain, Rasulullah saw. bersabda, “Jadilah engkau orang yang berilmu yang mengajar, atau orang yang belajar atau orang ayang mendengar pelajaran. Janganlah menjadi orang yang ke empat (orang yang bodoh tapi tidak mau belajar), karena rusaklah engkau.
4.      Rasulullah saw. bersabda, “Sendi tegaknya dunia adalah diseababkan empat perkara, yaitu ilmu para ulama, keadilan pemimpin. Kedermawanan orang kaya, dan do’a orang fakir (miskin)
5.      Dalam sebuah hadits lain , Rasulullah SAW bersabda, “kelebihan orang berilmu atas ahli ibadah  adalah seperti kelebihan matahari atas bulan.”
6.      Allah saw, berfirman, “Aku maha berilmu dan aku suka kepada orang yang berilmu.”
7.      Barang siapa yang keluar rumah untuk belajar satu bab dari ilmu pengetahuan, maka ia telah berjalan fisabilillah sampai ia kembali ke rumahnya. (H.R. Tirmidzi dari Anas r.a.)
8.      Pada suatu hari Nabi Muhammad SAW menemui Seseorang dengan berkata,” Satu jam lagi kamu akan mati, kemudian orang itu menjawab, apa kami jual tanah untk menyantuni oran miskin, anak yatim,, saya akan sholat terus, dhikir, dsb semua itu ditolak dan apa yang harus saya lakukan dengan waktu satu jam ini ? Nabi berkata “carilah ilmu.”
9.      Dalam sebuah hadist, diceritakan tentang Malaikat Jibril yang ditugaskan oleh Allah swt, untuk menjadi hakim bagi empat golongan manusia yang akan masuk surga.
Rasulullah saw. bersabda : Apabila datang hari kiamat, maka datang empat golongan manusia di depan pintu surga tanpa dihisab dan disiksa. Mereka itu adalah :
a.       Orang berilmu yang mengamalkan ilmunya.
b.      Seorang haji yang sewaktu menunaikan haji tidak malakukan hal-hal yang membatalkan ibadah hajinya itu (haji mabrur)
c.       Orang yang mati sahid dalam peperangan.
d.      Dermawan yang berusaha dengan cara halal dan mendermakan hartanya tanpa riya’.
Keempat golongan ini berebut masuk surga terlebih dahulu . maka Allah swt. memerintahkan kepada Malaikat Jibril agar menjadi hakim untuk memutuskan masalah mereka.
Maka berkatalah Malaikat Jibril kepada keempat orang tersebut : “Apakah yang kamu lakukan sewaktu hidup di dunia, sehingga kamu ingin masuk surga ?”
Orang mati sahit menjawab, “Aku terbunuh dalam peperangan karena mencari ridha Allah.”
Jbril kembali bertanya,”Dari siapa kamu mengetahui tentang pahala orang yang mati syahid ?”
Jawab orang yang mati syahid, “Aku mendengarkan dari para Ulama.”
Maka berkatalah Jibril :”Jagalah kesopananmu, janganlah kamu mendahului ulam yang mengajarkan kamu.”
Kemudian bergantian kepada kedua orang yaitu seorang haji dan dermawan. Pertanyaannya sama dan jawabnya juga sama yaitu :”Aku mendengarkannya dari para ulama.” Janganlah kamu mendahului ulama yang telah mengajarkanmu.
Kemudian orang alim yang terakhir berkata, “Ya Tuhanku, tidak mungkin aku bisa belajar dan mendapatkan ilmu tanpa kebaikan dari dermawan.”
Maka Allah swt. berfirman, “Benar apa yang diucapkan oleh ulama itu. Wahai Ridwan, bukalah pintu surga agar orang dermawan itu masuk terlebih dahulu kemudian baru yang lain masuk.
Meskipun dalam hadist itu dermawan yang masuk surga terlebih dahulu, bukan berarti dermawan itu lebih baik dari ulama. Hadits  di atas justru menunjukkan bahwa seorang ulama memiliki derajat yang lebih tinggi di sisi Allah. Dialah yang telah menunjukkan kepada orang kaya keutamaan dari mendermakan harta.
Orang awam , dermawan, seorang haji maupun orang yang mati syahid dapat beramal dengan benar karena ilmu yang diajarkan oleh ulama (orang yang berilmu).
Semoga tulisan dan kisah ini menjadi tambahan ilmu dan pelajaran bagi kita terutama para guru untuk lebih giat lagi mencari, menggali dan mengejar serta memperbanyak ilmu sampai ke liang lahat, sesuai dengan ajaran Islam “Carilah ilmu dari ayunan ibu sampai ke liang lahat (meninggal)”.

Oleh:  Edy Siswanto,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar