Kamis, 30 Agustus 2012

GURU ADALAH ARTIS

I.                   LATAR  BELAKANG.
Umar Bakri”. Gambaran guru di jaman dahulu yang memakai sepeda kumbang dengan tas yang tertenteng di sepedanya, nampak akhir-akhir ini sudah mulai berbalik arah, dengan harus berpenampilan trendi dan rapi serta kalau perlu berdasi sehingga anak tertarik, dan materi yang telah tersaji bisa melekat dihati kalau bisa sampai mati.

Dalam memproduksi dunia gurupun, pembentukan watak ke arah model umar bakrie dengan mengutamakan kesederhanaan dalam penampilan yang penuh aturan (tak neko-neko), masih sangat terasa sekali sampai sekarang. Bagaimana pendidikan di SPG jaman dulu dengan penuh aturan yang ketat mulai dari rambut sampai ujung kaki selalu diatur sehingga diharapkan menjadi guru yang penurut dan mungkin menjadi penakut.

II.  PROBLEMATIKA GURU

Guru adalah Artis


Untuk melengkapi tulisan saya yang telah terbit terdahulu dengan judul “Guru Bukannya Majikan tetapi Sebagai Pelayan Siswa” dan “ Perlunya Guru Mengintip Pelayanan Pramuniaga”, memang sebaiknya guru harus seperti artis.
Masih banyak guru yang begitu masuk kelas langsung baertanya:  “kemarin sampai dimana” kemudian duduk serta langsung menerangkan sambil membaca buku dan kemungkinan tanpa disertai gerak mimik maupun pantomimik.
Jangan berprasangka jelek dulu bagi yang tak sejalan mungkin bisa menyesatkan (misleding) sebelum membaca yang satu ini, namun kehidupan artis tetap ada sisi yang mesti kita perlu tiru untuk diimplementasikan ketika kita sedang berakting di depan kelas. Perbedaannya hanya guru berakting dihadapan murid yang umurnya homogen, sedangkan artis di depan kamera yang akan ditampilkan dihadapan penonton  heterogen adanya.
Guru harus mempunyai kemampuan untuk berakting sehingga bisa menghipnotis siswanya concern terhadap pelajarang yang dihadapinya. Sedangkan artis selalu berusaha membuat penonton tertegun bahkan tak terasa waktu berlalu sangat cepat, sehingga  banyak tingkah laku maupun gaya  kehidupan artis tersebut menjadi pola dan  anutan mereka.
Bagaimana dengan guru ? ?. Mestinya juga sama paling tidak bisa mendekati.
A.    Kedatangannya Selalu Dinanti.
Dimanapun artis berklunjung selalu menjadi pusat perhatian dan bahkan sampai berjejal hanya untuk minta tanda tangan atau sekedar berjabat tangan. Sudahkah guru mendekati  tarap yang demikian?. Alangkah bahagia dan enaknya apabila guru menjadi idola yang setiap gerak-gerik, tutur kata, cara berpakaiannya selalu menarik sehingga  pantas untuk digugu dan ditiru.
Jadi guru memang sangat sulit. Yang membuat sulit adalah individual differencess anak. Memang perbedaan individu anak ini yang membuat repot guru.  Hasil dari coretan anak (kritikan) yang diperuntukkan saya, ada menyampaikan : gurunya terlalu disiplin untuk masuk kelas tepat waktu  juga ada yang tidak senang,  serius, sering tertawa, melanggar diberi sangsi,  juga  anak tidak senang, memang jadi pendidik juga sulit.
Barangkali guru yang mempunyai kemampuan komplit dan serba bisa inilah, materi yang diberikan akan cepat dimengerti dan dipahami.
B.  Ackting
Perlunya acting guru di depan kelas sangat membantu dalam mentransfer ilmu sehingga mudah diterima dan selalu diingatmateri yang telah diberikan.
Gerak mimik dan pantomimik diperlukan untuk mengkonsentrasikan siswa pada guru dan materi yang sedang diberikan.
Pada waktu ada mahasiswwa KKN dari PETRA di Desa Pragak – Parang – Magetan ada mahasiswa yang berasal dari Belanda dan mereka kebetulan seorang guru SD yang sedang melanjutkan sekolah, saya undang mereka ke SLTP 2 Parang – Magetan untuk tukar pikiran /perkenalan dan akhirnya saya suruh menyampaikan materi Bahasa Inggris di Kelas II B, ternyata acting mereka sangat menarik baik gerak mimik maupun pantomimiknya sampai duduk di lantai depan papan tulis. Saya sangat kagum dengan gerak mata, mulut dan tangan yang begitu penuh kekuatan, sehingga sangat jelas serta anak begitu antusias mendengarkan dan memperhatikan apa yang telah diperagakan dalam mentransfer ilmunya.
C.    Penampilannya Selalu Menarik.
Kita kadang terlalu berkecil hati untuk mengubah dari seragam dinas untuk memakai seragam berdasi yang rapi. Mungkin sudah terlalu mendalam bahwa guru tidak perlu berpenampilan yang menarik. Alhasil penampilan seadanya dan kelihatan pasrah tanpa greget untuk berpenampilan yang menarik bagi anak.
Jikalau kita berpenampilan menarik, mungkin baru pertama masuk anak sudah terkondisikan memperhatikan guru. Kondisi demikian inilah yang kita cari, sehingga guru tinggal menuntun dan mengalihkan perhatian kemateri yang akan diberikan dengan tidak terasa.
D.    Tutur Katanya Jelas dan Mudah Dimengerti
            Sebagai artis intonasi dialognya selalu harus jelas, tidak monoton dan mudah dimengerti, sehingga diakhir cerita penonton merasa puas dan selalu teringat alur ceriteranya.
 Kehidupan gurupun tidak bisa lepas dari bagaimana menyampaikan materi dengan mudah, jelas dan cepat dimengerti oleh siswa, sehingga diakhir pelajaranpun anak puas dan mengerti seluruh materi  yang disampaikan. Jikalau guru seperti artis mungkin tidak hanya materi yang diingat, bahkan bagaimana guru tersebut beraksi di depan kelas sampai gerak mimik maupun pantomimiknya, akan selalu membekas tidak hanya di ingatan tetapi juga di hati.
E.     Kepergiannya Tidak Diminati.
“Happy ending” adalah harapan semua orang. Apabila ada ceritera yang tokoh idolanya mati diakhir ceritera, akan membuat penonton tidak rela dan tidak puas terhadap ceritera itu sendiri.
Guru selalu berharap diakhir mengajarnya siswa dapat senang, puas dan selalu menanti ceritera/episode/materi berikutnya. Sedangkan dihati gurupun juga puas dan bahkan akan senang kalau kembali mengajar dikelas tersebut.
 Kalau sudah siswa selalu menanti kedatangannya, gurupun akan lebih awal untuk datang di kelas dan bahkan kerasan sehingga mengajar dua(2) jam bagaikan satu (1) jam. Guru yang demikian kadang sampai lupa kalau sudah ada bel berbunyi sebagai tanda ganti pelajaran, karena begitu  asyiknya mentransfer ilmu.

III.             KESIMPULAN

Pada awalnya guru sangat kurang sekali memperhatikan bagaimana penampilan seorang guru di depan kelas, yang dipentingkan materi habis, namun sekarang lambat laun seni acting mulai mendapat perhatian tersendiri untuk bisa menarik anak didik kita.
Berbeda dari artis dari dulu sampai sekarang, hanya ingin memuaskan penonton, sehingga diharapkan penonton akan melihat kambali apabila si artis tampil lagi.
Guru mestinya selalu senang kalau masuk kelas dan siswanyapun akan merindukan kedatangannya untuk tampil kembali.
Dari situlah harapan guru sebagai artis dapat menjadi wacana seperti yang di bawa ini:
·         Selalu memperhatikan  siswa, karena siswa yang dihadapi adalah yang segala-galanya.
·         Guru harus berpakain bersih.
·         Guru harus berpenampilan rapi dari ujung rambut sampai kaki, sehingga bisa menarik perhatian anak untuk dibawa kekondisi mencermati materi yang akan diberikan.
·         Guru harus berbicara sopan, jelas dan singkat serta mudah dimengerti, karena sebetulnya yang kita hadapi adalah raja/majikan atau penonton yang haus akan hiburan kalau siswa haus akan materi pelajaran.
·         Guru harus pandai membawakan materi sehingga tidak terasa atas batasan waktu yang tersedia.
·         Sertakan gerakan mimik dan pantomimik sehingga anak betul tertarik kemanapun gurur bertindak atau bergerak.
·         Guru harus bisa menguasai kelas sepenuhnya.
·         Guru harus bisa membuat suasana santai tetapi tetap serius, disiplin tetapi tidak kaku, bebas/terbuka tetapi tetap terkendali, kekeluargaan tetapi tetap hormat, sederhana tetapi tetap simpatik dan artistik, serta demokratis dengan penuh kejujuran yang berkeadilan.
Dengan demikian bagaimana pentingnya kita meniru artis dalam menarik penontonnya sehingga sampai puas dan akan mengidolakannya sepanjang masa.
Setelah anak mengidolakan guru, anak akan sering mengatakan ”woo” baik sebagai tanda tertarik maupun mengerti,.  Jadi substansi dari mengajar/mendidik bisa juga dikatakan suatu proses menge- woo- kan anak didik. Tentukan anak sering berkata Woo ini to. Woo alah, wo tibake, wooo iya yaA, dan macam-macam woo lagi sebagai tanda baru mengerti, tetapi jangan sampai berkata wuaooo kurang ajar !!!.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar